PUSAKA PENOLAK HUJAN

Di Maharkan Pusaka Penolak Hujan.
Kedekatan alam ghaib dengan alam semesta dalam wujud yang tak kasad mata membuat jin akan lebih mudah melakukan ritual tolak hujan dari pada harus dilakukan oleh manusia yang banyak dipengaruhi oleh hawa nafsu. Meski manusia tercipta sebagai mahkluk yang paling sempurna, namun kesempurnaan ini seringkali membuat manusia banyak dipengaruhi oleh hawa nafsu sehingga membuat manusia lupa kepada penciptaNYa.
Karena itulah Master Eyang Combor menggunakan ilmu kejawen yang bisa dipakai untuk menyingkirkan hujan. Ilmu kuno ini sudah ada sejak dari jaman dulu di kenal dikalangan masayarakat Jawa untuk menolak hujan.
Pusaka Penolak Hujan pada dasarnya melakukan permohonan kepada Sang Hyang Batara Indra, Master Eyang Combor menjelaskan, di kalangan masyarakat jawa kuno sebelum masuknya agama di tanah Jawa, masyarakat Jawa telah mengenal penguasa alam yang menjadi manifestasi dari ke Esaan Sang Hyang Tunggal.
Sang Hyang Batara Indra menguasai angkasa raya sedangkan Sang Hyang Hananta Boga menguasai bumi pertiwi, dan Batara Surya yang menguasai matahari sebagai sumber kehidupan bagi umat manusia.
Ilmu tolak hujan ini merupakan ilmu kuno yang mengacu pada kitab kitab kuno yang tertulis pada daun lontar. Diperlukan laku yang tekun untuk bisa memiliki ilmu tolak hujan ini, dengan melakukan puasa mutih selama tiga hari tiga malam ditambah lagi dengan melakukan ngebleng puasa dan harus tidur di atas pohon, seseorang bisa memiliki ilmu kesaktian ini.
Tetapi apabila kesulitan pada saat menjalani laku ngebleng tidur di atas pohon, seseorang bisa menjalani tidur di langit langit rumah dengan memakai papan kayu sebagai alas penyangga.
Pangucap atau mantera ilmu kuno ini tertuju kepada Sang Hyang Batara Indra, penguasa bapa angkasa raya. Namun ilmu ini pada saat akan dipatrapkan, terlebih dulu harus menggunakan beberapa piranti sebagai satu simbol penolak atau penyingkir hujan. Beberapa sesaji tersebut diantaranya adalah selembar daun pisang raja yang di simbolkan sebagai payung, suket grinting, kerikil dan janur kuning. Seluruh sesaji ini di rangkai menjadi satu kemudian di ikat dengan menggunakan janur lantas di letakan di atas atap rumah di tutup dengan selembar daun pisang raja.
Cara menutup ikatan piranti dengan menggunakan daun pisang harus tepat, serat daun hijau di pasang dengan posisi menelungkup agar kekuatan ilmu tolak hujan sempurna.
Menurut Master Eyang Combor, daun pisang pada saat dipergunakan untuk menutup gagang pelepah daun harus pada posisi di bawah, apabila terbalik maka hujan akan menyingkir sangat jauh dari tempat yang punya hajat, sekaligus area menyingkirkan hujan akan bertambah semakin luas. Tetapi apabila posisi gagang pelepah diletakan di bawah, maka hanya satu kampung atau dusun yang tak terkena dampak hujan.
Anda tidak perlu bersusah payah untuk melakukan ritual tersebut, cukup dengan memakai Pusaka Penolak Hujan yang sudah di ritualkan Master Eyang Combor dengan khodam penghuni Pusaka Penolak Hujan bernama Sang Hyang Batara Indra, dapat membantu anda untuk menolak hujan jika Pusaka Penolak Hujan tersebut di perlukan.
Pusaka Penolak Hujan ini aman untuk di rawat sebagai azimat, serta tidak ada pantangan dan tidak ada efek samping apapun, cara perawatan cukup dioles dengan Minyak Jafaron atau minyak mistik non alkohol.